Profile Facebook Twitter My Space Friendster Friendfeed You Tube
Kompas Tempo Detiknews
Google Yahoo MSN
Blue Sky Simple News Simple News R.1 Simple News R.2 Simple News R.3 Simple News R.4

Senin, 14 September 2009 | 12.12 | 0 Comments

ODALAN MAJAPAHIT BALI BERAKHIR SUKSES

14-09-2009 HARI INI PURA MAJAPAHIT IBU JIMBARAN TERLIHAT AGAK SEPI, ORANG TERAKHIR DARI JAWA JAM 12.00 AKAN MENINGGALKAN PURA

Adalah Ibu Yeni dengan diantar Ibu Susile ke Bandara, Keadaan Pura sudah bersih semua hiasan sudah dibenahi seperti semula, pengujung tetap berdatangan maturan Bakti pada Bhatari Ibu Nusantara sebagaimana biasa, suasana hujan gerimis menyelimuti Pura, menandakan Bhatara Wisnu [Air] memandang sedih umat Majapahit jawa yang dengan setia dan berkorban perjalanan jauh hanya untuk upacara Ngodali Leluhur Ibu yang di Trowulan "DIlarang Ritual dan Kegiatan dalam bentuk apapun" para umat Majapahit, hingga Ritual Odalan pindah ke Bali. Ibu Nusantara/Ibu Pertiwi yang hanya dinyanyikan sedang menangis, tanpa bisa umatnya mengupacari karena segelintir Islam Arab didukung MUSPIKA yang melarang kegiatan upacara, karena bertentangan adat Arab yang tidak ada Bunga-bunga, Nasi gunungan, Sesaji dll yang mengherankan negeri Padang pasir, bahkan Sumur pun hanya punya satu di Ka'abah.

Sebenarnya bukan orang arab yang nutup tapi ya orang jawa yaitu Imam Karyono [sekarang bergelar Takmir atau Amir setelah berhasil memberantas adat Majapahit] Menurut orang Trowulan Karyono juga makan nasi, sayur dll mirip orang jawa, hanya otak nya Arab, jadi anti budaya Leluhurnya sendiri karena Agama islam versinya selain dia kapir, musrik dll. dan acara selain budaya arab [Samroh'an, terbangan dia gurunya] jadi ada Gamelan Bali waktu odalan membuat Karyono marah besar, malah Camat Trowulan sampai tunduk sama sang Imam, hingga menutup Tempat Leluhur Majapahit, yang ditebus mahal, yaitu Struk bertahun-tahun dirumah sakit, bahkan mulutnya sampai pindah dibawah kuping [informasi orang yang menjenguk] dan akhirnya tewas sebagai pahlawan arab. seorang Banser bernama Sutar juga dirapat Desa disaksikan ratusan penduduk berkata " culik saja, bunuh Eyang Suryo" tak lama menurut informasi penduduk: Jatuh melarat, hutang banyak rumahnya kini milik koperasi dan dia jadi tukang sapu di koprasi tsb.

Informasi lagi: Pegawai Purbakala bernama Hartawan ngukur-ngukur rumah/puri/griyo/puro Hyang Suryo/Brahmaraja XI untuk dikenakan Zon agar bisa dibongkar, Lha..dalah 3 hari kemudian tewas dan dirinya diukurkan tanah makam, informasi Ibu Sumono [istri ketua RT yang dipecat Karyono karena membela Majapahit] Koirul Huda Ketua GP Ansor yang ikut Nyerbu Pura Majapahit Dikroyok, digebuki orang soal utang tebu, dan sakit dioprasi ginjalnya, dan Ibu Enik [Mertua Lurah] 'Saya disuruh ngungsi sama Karyono, sebab rumah Hyang Suryo mau di Bom' jadi banyak lagi berbagai informasi yang tidak bisa disebutkan, Karyono hingga kini sehat kuat dilindungi Allah, untuk jadi saksi kembalinya Sabdopalon Majapahit.

Demikianlah informasi Odalan Pura Majapahit Trowulan yang diadakan di Jimbaran Bali, di Trowulan mengalami tekanan, serbuan, Bom, dll. Natal 2000 gereja Mojokerto habis semua di Bom, Pura Majapahit 2001. Aneh tapi nyata orang melaksanakan adat, budaya sendiri dilarang, harus ngikuti adat arab, padahal UUD 1945 dan HAM "Pemerintah melindungi dan memberi kebebasan rak'yat melaksanakan acara Agama dan Kepercayaannya itu" bahkan ada UU minoritas yang dipidatokan SBY berulang-ulang di TV, mungkin itu cuman slogan, bagi Karyono tidak berlaku bagi hukum arab. padahal ini Indonesia/bukan arab. ironis sekali acara Budaya [punya mentri sendiri] diobok-obok Agama, Hukum katanya tidak boleh surut, Rumah Hyang Suryo dibangun Zaman Belanda rumah pertama di Segaran yang fotonya ada di Musium seluruh Dunia, dikenakan Perda 1983 tentang IMB, harusnya langsung pemutian, Rumah Sumono Ketua RT sebelah Hyang Suryo yang dibangun belakangan IMB diputihkan, mau digebug Hukum tidak ngerti hukum, padahal jarang sekali di pedesaan punya IMB, rumah Hyang Suryo dicari-cari salahnya, karena tidak memakai adat arab,

Padahal Pura Majapahit Trowulan Pancasila, Rektor Universitas Darul Ullum Jombang Gus Lukman sering datang Silaturahmi, bahkan Mahasiswa/wi ikut Tumpengan, Kiyai Suhadak Katami Pondok Pesantren Moderen suka nyumbang Tumpeng, bahkan Hyang Suryo diberi gelar budaya "Biillmi Ulama" ulama yang ilmiah/kasunyatan, Kecak Pura Majapahit juga diundang tampil di Universitas Darul Ulum dengan tema Kesenian Budaya Pemersatu Umat [Era Rektor Gus Mujib] sekarang Rektornya Gus Dur, Bahkan Gus Lukman pernah mengadakan Lomba Barongsai tingkat Nasional di Jombang th. 2000, pemenang nya Klenteng Maja Agung. Jadi Pura Majapahit Trowulan di tutup MUSPIKA yang masuk Mojokerto bukan jombang, di Kertosono Nganjuk malah Pura Majapahit Kirab Gajahmada, di Gudo Jombang Pura Majapahit Kirap Dewi Kwan Im / Siwa Parwati, juga di Trowulan kirap Sabdopalon ketika Lurah baru Sapuan, Upacara di Pura/Puri/Griyo/Puro tida boleh, jadi Pratima dikirap/upacara di jalan raya. Tapi adat kan perlu Odalan ya Odalan di Bali karena ahli Banten orang Bali, dulu sebelum ditutup, Ida Pedanda Made Gunung [ketua PHDI Bali], Ida Pedanda Basuki [ketua PHDI Badung, Prof. DR. Narendra [PHDI Pusat] ngirim Banten Odalan di Trowulan [dokumen VCD lengkap] kini tidak bisa lagi, karena di tutup pernah ada Rombongan Bali nekat Sulinggih nya diseret keluar pura oleh Karyono disaksikan Kapolsek, Camat dan orang banyak untuk membuktikan kekuasaan arab di Trowulan. tentunya ini sangat membanggakan arab karena MUSPIKA akhirnya nutup Pura demi agama arab. jadi R.I dibawah arab, contoh Ali orang arab ditangkap polisi mendanai Bom Mariot, Orang Indonesia tinggal dibawah jembatan di arab.

Berduyun-duyun naik haji ketanah arab yang suci [ini kasunyatan karena disiarkan TV] Nurdin Top diberi istri dan diterima masyarakat, Yang ngebom tewas dikubur bak Pahlawan/sahit/jihat/syuhuda. bahkan dikawal Kelompok Basir yang berpidato [siaran TV] jadi memang arab dan agama serta budaya nya menguasai negri ini, jadi tinggal Bali yang masih melestarikan adat Majapahit, dan bisa melaksanakan Odalan dengan baik,tanpa diserbu, Sulinngih diseret keluar tidak boleh upacara, sekali lagi tinggal Bali yang Pancasila masih di praktek kan. di jawa?
Dayak Hindu Buda disomasi harus membubarkan diri, Sanggar Saptodarmo dihancurkan, Gereja dibakar dll dst dsb sekali lagi Bali aman Orang Kristen, Islam dll bebas melaksanakan Ibadahnya. ada lagu "kembalikan Bali ku" sedang Sabdopalon "Aku akan mengembalikan Agama Buda, kusebar tanah jawa, siapa yang tidak mau makai....." [baca sendiri ramalannya yang banyak tersebar di Google atau di sini






0 comments:

Posting Komentar

 
Copyright © 2010 - All right reserved | Template design by Herdiansyah Hamzah | Published by Jurnalborneo.com
Proudly powered by Blogger.com | Best view on mozilla, internet explore, google crome and opera.