Profile Facebook Twitter My Space Friendster Friendfeed You Tube
Kompas Tempo Detiknews
Google Yahoo MSN
Blue Sky Simple News Simple News R.1 Simple News R.2 Simple News R.3 Simple News R.4

Minggu, 20 September 2009 | 21.07 | 0 Comments

SIAPA HYANG SURYO WILATIKTO ?

EDISI 354 8 Februari 2006 LAPORAN UTAMA: Sosok Hyang Suryo Wilatikto belum banyak yang mengenal siapa sejatinya Lelaki berkulit putih rambutnya sebahu berpostur sedang ini ? Ternyata masih banyak yang belum paham, Banyak orang yang mengaku sama dengan namanya, Lalu mana yang asli ?. Dia menasbihkan diri sebagai keturunan langsung Majapahit. Bahkan dirumahnya di Trowulan, terdapat silsilah keluarga Majapahit, yang sampai pada akhirnya jatuh padanya. Keaslian dari silsilah tersebut, tentunya masih perlu dipertanyakan. Seperti diungkap oleh Sokip, yang mengaku sebagai pemerhati Kerajaan Majapahit asal Surabaya. "Kalau orang lalu lebih tertarik menyoal Kepindahan pusaka itu, silahkan saja. Tapi kalau saya justru mempertanyakan apakah Hyang Suryo itu asli?" katanya. Sambungnya dirinya pernah melacak 2 orang yang mengaku sebagai Hyang Suryo. Tapi setelah dilacak keberadaannya, ternyata palsu. Merujuk dari peristiwa itu. Dirinya berkeyakinan. Bahwa Hyang Suryo yang asli sangat dekat dengan anak Bung Karno. Tapi tidak menjelaskan, anak Soekarno mana dan nomor berapa, juga dari Ibu siapa yang ia katakan dekat tersebut. Pendapat Sokip yang meragukan keberadaan Hyang Suryo, tak beda jauh dengan Sisworo "Hyang Suryo itu asli dari Blitar" jelasnya. Lagi lagi ia juga tidak merinci, Blitar mana, Sisworo sendiri juga pernah mendengar ada orang yang mengaku-aku sebagai Hyang Suryo. Tapi setelah ia buktikan, ternyata bukan,"Dia bernama Samson, Tapi, dia mengaku-aku sebagai Hyang Suryo" katanya.
MENJADI PENDETA :
Hyang Suryo sendiri kepada POSMO [1999] pernah menjelaskan, Kalau dirinya oleh orang tuanya sengaja dipersiapkan untuk jadi pendeta sejak kecil, "Saya sudah dipersiapkan orang tua untuk menjadi seperti ini sejak saya berumur enam tahun" Katanya kala itu dirumahnya. Lelaki yang gemar memakai pakaian putih dan ber-udeng [ikat kepala. Red] ini, memang memiliki sejumlah Pusaka yang diyakini dibuat oleh empu ketika Kerajaan Majapahit masih ada, Kendati keasliannya sampai sekarang terus disoal, tetapi lelaki ini bergeming, ENTAH DASAR APA IA TIDAK MAU MENANGGAPI BERBAGAI KOMENTAR MIRING TENTANG DIRINYA, SEHINGGA MASALAHNYA MAKIN RUNYAM KENAPA ? Sebab Antara Hyang Suryo yang asli dan palsu, sama sama tidak ada ciri khusus. Baik itu, dari bentuk fisik ataupun ciri lain, Semisal Tahi lalat, atau luka, dsb.
Bahkan Hyang Suryo sendiri, juga tidak pernah berkenan MEMPROKLAMASIKAN diri, Siapa sejatinya dia, setahu masyarakat Desa Trowulan, dia adalah seorang pendeta. Tidak lebih dari itu. [whien/mufid]

Tambahan dari Gusti Heker: 12 Februari 2006 Bersama Sukmawati Sukarnoputri menandatangani Prasasti Peresmian Ganesa Tertinggi di Asia di Singaraja Bali [Prasastinya dari marmer di cor dibawah Patung sampai detik ini belum hilang, silahkan di cek] 15 Mei bersama Megawati Sukarnoputri [Beliau datang ke kemah Hyang Suryo] di Tanah Lot Bali menyambut Parlemen se Dunia. 30 Mei 2008 di kunjungi Sukmawati Sukarnoputri dirumahnya Puri Surya Majapahit Jimbaran Ketika menerima Mahkota Majapahit. 5 Juli 2009 di Kunjungi Surya Sukarnoputra juga di rumahnya dan diberi Patung Dada Bung Karno. [semua di siarkan Media] Jadi dugaan Sokip di POSMO terbukti.[di Bajra Sandhi Bali 2004 juga didatangi Gempar Sukarnoputra]. Sokip mengatakan Hyang Suryo asli dekat dengan Anak Bung Karno, ternyata bukan men Datangi malah di Datangi Putra-Putri Bung Karno. 100 buat Sokip, tapi sayang Sokip Pemerhati Kerajaan Majapahit justru belum pernah bertemu Hyang Suryo yang asli, jadi sampai detik ini tentunya Mas Sokip tetap bingung Asli...Bukan ? mirip ngitung suara Tekek [Bali: Toke] Sekarang Beliau jarang memakai nama Hyang Suryo karena banyak yang palsu, Beliau sekarang memakai nama Abiseka Sri Wilatikta Brahmaraja XI silahkan kalau ada orang mengaku-aku nama Brahmaraja XI. Monggo, terus keluyuran nipu demi uang receh [Laprkan Polisi priksa KTP nya] dan di KTP bernama Samson tentunya orang tidak percaya. Perlu dijelaskan Hyang Suryo bukan Keturunan Brawijaya Raja Majapahit, tapi Beliau Keturunan XI Jayasabha/Wisnuwardhana/Bhatara Indra/Hyang Wisesa/Brahma Wisesa yang Permaisurinya dari Cina Li Yu Lan/Dara Jingga/Indreswari/Dewi Wulan/Ratu Mas Magelung. Pelinggih nya Ada Pura Besakih Bali [di Upacarai hingga detik ini] karena aman tidak dihancurkan, di Jawa hancur tinggal bekasnya saja. Dia membuat Tempat Leluhur Brahmaraja didalam Rumahnya/Pura/Puri/Griyo di Trowulan, yang di tuduh tempat ibadah Hindu dan ditutup. Ketika Prabu Brawijaya Trowulan 1478 diserang Raden Patah Sirna Ilang Kertaning Bumi Trowulan, Leluhur Beliau Sri Wilatikta Brahmaraja V Raja Daha, Jenggala dan Kadiri diakui Dunia sebagai Raja Majapahit karena belum Kalah hingga 1527 M. Bahkan Beliau sempat merebut kembali Trowulan dan menewaskan Bupati Trowulan Nyo Lay Hwa ipar Raden patah. Kasultanan Demak jauh di Jawa Tengah jadi sulit Menak'luk kan Kadiri karena Jalan ke Kadiri lewat Sungai, Demak tidak punya Perahu/Angkatan Laut sedang sibuk perang didarat, dengan bukti Perahu-Perahu Portugis masih lalu lalang dari Porong dan Ujung Galuh ke Kadiri 1501-1522 bahkan menuliskan tentang Majapahit masih ada di Kadiri. Tanpa diganggu Orang Demak, Barulah di era Raden Trenggono Putra Raden Patah terjadi perang lagi antara Demak dan Majapahit Kadiri 1522-1527. Daerah Ampel Denta [sekarang Surabaya] yang dihormati Istri Sunan Ampel [jaman Patah menyerang Trowulan Sunan ampel sudah tewas] yang tidak menyetujui Patah menyerang Brawijaya, jadi tidak pernah berperang dengan Trowulan maupun Kadiri. Ujung Galuh Pelabuhan Perdagangan Dunia dimana banyak kapal Pedagang Cina, Portigis yang bebas berdagang sampai Kadiri melalui Sungai Brantas yang bisa dimasuki lewat Kali Mas dan Kali Porong, sedang Raden Patah berkuasa di Demak Jawa Tengah 20 hari perjalan darat kalau mau ke Kadiri, Sunan Giri Kelompoknya Patah di Gersik dekat Sungai Bengawan Solo di Sidayu, jadi Banyak juga Pedagang masuk Bengawan menuju Solo kulak Batik,

Tulisan Cina mengatakan Lebar sungai SEKUNGLI 4 km. Hutan masih lebat belum ada ilegalloging/penggundulan hutan, hutan lebat mata air besar jadi Kapal layar bisa sampai Kadiri dengan di dayung pimpinan dayung pakai kendang ..Dung...Dung..Dung. Layar digulung. di Hongkong Jung/perahu Dung Dung model ini masih banyak untuk Wisata Bahari ke Macao itu bisa di lihat di film Wong Fei Hung disiarkan TV sampai jilid IV di Cina Perahu/Jung ini bisa masuk sungai Shanghai sampai ke kota XIAN 6000 Km dari Pantai untuk mengambil Keramik/piring/mangkok dan dikirim Kadiri [Sekarang masih banyak ditemukan keramik cina jaman dinasti Ming 1368-1644 harganya mahal karena antik] Sedangkan Kadiri dari Surabaya hanya 200 km, bagi Jung/Perahu Dung Dung kan dekat jadi enteng dayungnya, Biasanya yang mukul kendang orangnya Gemuk yang dayung Dempal-Dempal seperti Binaragawan. Untuk Para Pemerhati Kerajaan Majapahit saya minta jangan hanya memperhatikan saja, coba datangi, kenali, biar tidak salah duga, curiga, terus menerus akhirnya membuat Opini pribadi yang ngawur. Selamat memperhatikan Tulisan ini [karena kalau mencari Hyang Suryo dapat yang palsu terus] dan semoga anda tidak diperhatikan Orang atas kesalahan prediksi memperhatikan.[disalin dan ditulis kembali serta komentar oleh Gusti Heker Ahli Computer dibantu GRP.Nokoprawiridipuro Ahli penterjemah Lontar bahasa jawa/arab dan Mpu Hong Tjie ahli Tulisan China/jepang] Puri Surya Majapahit punya banyak Pakar sesuai Bidangnya. jadi untuk mendatang diusahakan penulisan makin Profesional. Contoh Uang Cina yang berputar dibawah kiri tulisan ini Tulisan dari atas kebawah CEN WANG kiri kekanan THUNG PAO artinya Uang Cina ini diedarkan Jaman Raja WE [Wang We] Putra Raja Cow-Cow 523 M setelah SAMKOK pengganti WE adalah CING, Cow Cow terkenal dengan nama Anjing Cocow menurunkan Anjing Kintamani Bali sewaktu Putri Kang Tjieng Hwie dikawin Raja Bali Sri Djayapangoes Beliau membawa Anjing Kesayangannya, jenis Cocow dari Cina [Bukti kepakaran Hong Tjie], Ayah Putri ini bernama JINGKANG di puja di Pura Balingkang sebagai Syahbandar, Karena Beliau Ahli Kapal/Pelabuahan lalu dipercaya jadi Syahbandar/Kepala pelabuhan Buleleng Bali. Usia Uang ini 1586 tahun cukup tua. Lebih tua dari Candi Borobudur 500 tahun. Bukti Cina sudah hubungan dengan Nusantara ribuan tahun, Arab/islam masuk Jawa abad 15, 500 tahun yang lalu, ada lebih tua perorangan satu dua orang numpang Saudagar Gujarat. Menjadi Penasihat Bupati Demak R. Patah dengan Mengajari menyerang Majapahit yang Kafir/Kufur/Batil [Buku Tan Koen Swie Tulisan Jawa]. DI Bali kalau Upacara masih menggunakan Uang kuno ini untuk SESARI Odalan, Sangu Ngaben dll. disebut Uang Kepeng, di jawa Uang Gobok, dan banyak ditemukan bila Orang menggali tanah, atau di Sungai bekas jatuh dari Perahu, atau bekas tempat Ngaben. silahkan perhatikan ada uang muter terus di ujung bawah kiri.[tapi jangan lama-lama kepala anda bisa pusing ikut berputar-putar terus]

0 comments:

Posting Komentar

 
Copyright © 2010 - All right reserved | Template design by Herdiansyah Hamzah | Published by Jurnalborneo.com
Proudly powered by Blogger.com | Best view on mozilla, internet explore, google crome and opera.