Profile Facebook Twitter My Space Friendster Friendfeed You Tube
Kompas Tempo Detiknews
Google Yahoo MSN
Blue Sky Simple News Simple News R.1 Simple News R.2 Simple News R.3 Simple News R.4

Selasa, 13 Oktober 2009 | 01.08 | 1 Comments

AJARAN MAJAPAHIT DAN AJARAN ISLAM


Ajaran Majapahit Adalah satu Ajaran Abadi, dimana Adat Pemujaan Leluhur Abadi di Bali contoh: Orang melaksanakan Adat Majapahit yang lestari Sekarang Banyak di ceritakan Tokoh Tokoh tentang ini itu tapi tidak Laku, Tiap Pura, Mrajan, sanggah dll tiap hari dimana Odalan dilaksanakan tetap dilaksanakan, biarpun diluar beredar, bermacam macam Teori adat masyarakat luas tetap dijalankan, hanya menurut Cok Ibah di Pesamuan agung bisa diperkecil, Bila Tumpeng 5 menurut Adat sejak Dahulu, ya tetap lima tapi kecil, yang penting jumlah nya 5 ini contoh bahwa Orang tidak berani merubah "Adat Laluhur" jadi diberi Teori ApapunAd Adat tetap jalan, Kalau Islam tergantung Pimpinannya, tidak ada suatu kekestarian Cara Baku, "Apa Kata Kiyai" lha tiap kiyai bikin peraturan sendiri di Trap kan di Aliran Sang Kyai, Akibat nya mendarah daging yang jadi Panutan Sang Kiyai, bila si Kiyai sudah tidak ada akan hilang, tapi bila keturunan Sang Kiyai masih tetap tidak Ego dengan Orang Tua Pendiri Ajaran akan lestari tapi dalam Ruang kelompok itu dan sulit bersatu dengan kelompok lain. Bali Ego nya kuat kelompok juga kuat, tapi setelah diperhatikan Satu Adat, sampai pelosok ada Odalan ini contoh. Sedang Islam lain,tiap Kelompok tergantung Figur Manusia Pimpinannya, contoh Gus Dur menjadi Panutan "Apa Kata Gus Dur" padahal ada Pimpinan NU tapi Gus DUR lebih dominan karena Gus Dur Cucu pendiri NU, di Arab juga ada Aliran Hambali, Osama, Abu dll, yang di Idonesia pun siapa yang belajar ke Abu ya terus Abu dan disisipi Lokal tapi Abu nya kelihatan, Gurlam Sing Achmadiah tidak cocok dengan Islam lain karena melihat Orang yaitu si Gurlam Sing orang India, Sedangkan Bali Lain itu Kalau Odalan tidak melihat siapa Pengrang Odalan / Orangnya, pokok nya Odalan,di Luar lagi di Publikasikan Empu Markandia, Empu Dwi Jendra, Empu Siwa Sidanta dll, Orang tidak terpengaruh, waktunya Odalan ya Odalan, Jadi Adat Odalan dan Caru menurut Amplik Ketua PHDI Kuta Selatan adalah Pemersatu, mangkanya untuk memecah belah disebut Pura Majapahit tidak Nyukat Genah dan Caru, ini menguji Pura, lha Gusti, Ida Bagus, I Dewa, Inyoman marah marah karena melaksanakan Nyukat Genah da Caru. Inilah Bukti Adat Odalan Pemersatu, sedang Islam tidak ada alat perekat seperti Islam Kejawen yang Tumpengan, Sekatenen, Larung Sesaji dll bisa lebih luwes dihadiri semua Masyarakat kecuali pimpinannya, Bali juga Odalan Panca Wali Krama dihadiri semua kecuali ada Pimpinannya tidak mau hadir Karena perbedaan prinsip tapi Panca Wali Krama tatap jalan. Islam bilang langsung Allah, padahal tidak, Islam mengkultuskan pimpinannya contoh Mashab Wahabi tidak mungkin rukun dengan Mashab Gosali ini contoh saja, Jadi inilah bedanya Islam penyembah satu Allah harusnya Allah bisa menyatukan tapi akibat para Imam Imam yang berbeda Ambisinya Pecah contoh Siah Suni Perang. Di Jawa karena sudah 500 tahun entah Islam mana Awalnya, Kejawen pun semi Islam, Paguyuban tergantung Pinisepuhnya, Meninggal ego si Murid keluar Paguyuban pecah contoh Saptodarmo ketika Sri Gautama meninggal pecah dua Ada Saptodarmo Sri Pawenang, Ada Saptodarmo saja. salah satu Di Hancurkan islam satunya diam, bahkan ikut menyalahkan ini contoh saja, Jadi Patutlah kita bersyukur bahwa Adat Majapahit yang pernah menyatukan Nusantara masih lestari di Bali, biarpun Pakar membuat apapun dengan memberi teori teori Keagamaan seperti Siwa Sidanta, Buda Mahayana, Buda Keling, Sai Baba dll di Pura Odalannya Siwa Budha, contoh Gusti Latria yang sekarang Pengempon Pura Majapahit Puri Surya Majapahit Buleleng, itu di Tuduh Sai Baba pernah karena Sai Baba waktu mau mengadakan "Akni Horta" di Musium Buleleng untuk Pusaka Majapahit, sempat di Larang oleh Kadis Budpar  Ida Bagus Pujairawan selaku pemilik wilayah, yang aneh Pusaka Majapahit nya di terima di Musium, Agni Horta nya tidak diterima, pada hal Gusti Latria mendukung Majapahit Ida Bagus Puja Irawan juga mendukung Majapahit, Beliau dari Tabanan dan Pusaka Majapahit bahkan lebih dulu Nyejar di Tabanan Puri Anom. inilah contoh Majapahit Pemersatu, Puri Anom Keturunan / mashab Arya Kenceng Memberi tempat nyejer dan Rumah, Puri Sunantaya Keturunan / mashab Arya Damar juga memberi Tanah untuk Leluhur dan rumah untuk Hyang Suryo, Pemerintah waktu itu belum begitu mengenal Agni Horta dianggap adat Sai Baba India, padahal di kitab Weda acuan Ijin Agama Hindu ada, Dan Bapak Ida Bagus Pujaerawan Asli Orang Bali Majapahit tidak terpancang Hindu yang lahir 1961 Beliau kelak bisa jadi Pedanda yang adat nya sejak Jaman Majapahit sudah ada apalagi di Tabanan sangat kental dengan adat Asli, Beliau waktu itu melihat Sai Baba nya dari India, dan Hyang Suryo Salut dan membenarkan sekarang terbukti Gusti Latria malah bikin Pura Majapahit karena Keturunan Arya Tangkas Majapahit, Jadi tidak Ida Bagus PujaErawan tidak cocok dengan adat India baik juga ini Nasionalisme nya Tinggi, tapi kerana Ijin Pemerintah Tiap Agama harus punya kitab dan yang diajukan Hindu Weda, ya kita harus menerima Agni Horta yang ada dalam Weda India. ini contoh lagi, maap banyak contoh agak lupa nanti Odalan Pura Majapahit GWK / ODALAN untuk Prabu AIRLANGGA jatuh Purnama kelima  2 November 2008 jam 19.00 {Para Keluarga Besar mulai padi lho} 1 November 2009 Mendak Pratima Prabu Airlangga dari Puri Gading Jimbaran jam 16 untuk dilinggihkan di Pura Majapahit GWK {Pengumuman dari Sri Pandita Agung Majapahit Gusti Raden Pandji Nokoprawirodipuro} Tambahan dari Ketua Panitua Odalan Gusti Kampial: Untuk Maturan Ngayah Tarian, Wayang, Bebanten dll bisa Langsung dikoordinasikan di Pura Ibu Jimbaran pembuatan Banten sudah dicicil di Pura Ibu di Ketuai Jero Gede Susila , Donal, Lakon {Kerabat Bendesa Adat Jimbaran}, GWK masuk Ungasan karena Kelian GWK menyatakan tidak mendukung {akan ganti} bikin Banten di Pura Ibu Jimbaran saja  dimana mana Ibu selalu membantu Anaknya, kan Ibu Durga Manivestasi Dewi Mahendradata Ibunda Airlangga di Pura Ibu, yang Baru di Odali di Universitas Mahendradata waktu Durga Nawaratri jadi kini Odalan Anak nya Prabu Airlangga {GWK} Odalan 2-11-2009,- Tambahan dari Panitia GWK Komang Artanegara: Semua Persiapan beres Tenda, Gamelan, Tarian sudah ada yang maturan, tapi tetap menerima Maturan Baru agar Ramai, pihak Ungasan yang ngayah sudah saya koordinasi langsung Pura GWK {Drs. Komang Artanegara Ungasan}

1 comments:

eko p mengatakan...

mohon maaf
saya ingin mengomentari pernyataan diatas.

bapak menganalisa dan mengometari tentang islam, padahal bapak tidak paham tentang islam akibatnya ya tidak nyambung.

dimanapun islam mempunyai aqidah yang sama, yang berbeda itu hanyalah muamalah khilafiahnya saja

habluminannas nya saja yang berbeda sedang hablumenallohnya tetap sama

yang berbeda itu hanya urusan hajat orang banyak saja, karena masing-masing individu mempunya kepentingan.

sedang akhmadiah itu bukan islam karena aqidahnya berbeda bukan karena orang indianya, tapi aqidahnya yang tidak islam.

islam menganut selama itu urusan kepentingan manusia itu boleh berbeda -beda karena kata Allah perbedaan itu adalah rahmat untuk memperkaya khasanah ukuwah islamiah
artinya perbadaan muamalah khilafiah itu sah
terjadinya tarik menarik itu juga karena kepentingan saling ingin merebut umat sebanyak-banyaknya

terima kasih

Posting Komentar

 
Copyright © 2010 - All right reserved | Template design by Herdiansyah Hamzah | Published by Jurnalborneo.com
Proudly powered by Blogger.com | Best view on mozilla, internet explore, google crome and opera.